Millennial Farms with Technology 4.0 : Realize Increased Shrimp Production.
7/06/2021 02:27:00 AM
Perikanan Budidayapotensi ketahanan pangan nasional |
nusantaraberdaya.com - Perikanan budidaya merupakan sektor produksi pangan yang paling pesat perkembangannya di dunia dengan proyeksi bahwa produksi akan berlipat-ganda dalam 15-20 tahun mendatang. Pertumbuhan perikanan budidaya di masa mendatang merupakan bagian kunci dalam menyediakan pasokan ikan dalam sistem perikanan untuk pangan nasional, regional dan dunia; menciptakan lapangan pekerjaan; dan menjaga ikan agar tersedia di tingkat harga yang layak bagi konsumen yang miskin sumberdaya.
Untuk memastikan pertumbuhan perikanan budidaya ini tetap berkelanjutan baik secara ekonomi maupun ekologi maka kita harus lebih memahami pola pertumbuhannya serta peluang dan tantangan yang dihadapi dengan adanya tren tersebut. Pengetahuan ini akan menjadikan kita mampu untuk memprioritaskan investasi yang lebih baik guna memastikan pembangunan yang berkelanjutan dalam sektor ini.
Bahkan di tengah situasi COVID-19 yang berimbas pada menurunnya ekonomi global, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pelaku usaha perikanan budidaya tanah air tetap berproduksi di tengah pandemi COVID-19. Estimasi panen komoditas sektor ini mencapai 450 ribu ton sepanjang April hingga Juni 2020. omoditas perikanan budidaya yang dimaksud meliputi ikan air tawar, ikan laut non-udang, dan udang.
Rinciannya, estimasi panen ikan air tawar sebanyak 341.494 ton; budidaya ikan laut non-udang 4.400 ton; dan udang 104.941 ton. Lokasi panen tersebar di sejumlah wilayah seperti Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Kepri, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan hingga Maluku.
Sektor perikanan budidaya memberikan sumbangsih 40 persen bagi perekonomian nasional. Maka ini merupakan peluang yang harus dioptimalkan, terutama di tengah tananan new normal yang mulai focus pada pemulihan kesehatan dan ekonomi. Untuk itu sangat diperlukan persamaam persepsi di segala lini, baik itu pemerintah dan stakeholder terkait untuk melihat ini sebagai peluang potensial dalam hal menopang ketahanan pangan dalam negeri, peluang invenstasi yang akan menjadi potensi usaha bagi wirausaha muda, Prospek serapan tenaga kerja dan juga menjadi usaha yang berbasis keberlanjutan sumberdaya.
Potensi Ketahanan Pangan Nasional
Badan Pangan Dunia/FAO (Food and Agriculture Organization of The United Nation) telah memprediksi bahwa sub sektor perikanan budidaya menjadi salah satu sumberdaya yang akan sangat diandalkan ke depan utamanya dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat global. Terlebih di tengah sejak pandemic COVID-19 yang mengglobal, Negara-negara di dunia dituntut untuk berupaya keras menemukan solusi dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan di negaranya.
Fenomena pergeseran orientasi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat global yang lebih mengedepankan pada konsumsi pangan yang aman dan menyehatkan, telah secara langsung memicu tingginya permintaan terhadap kebutuhan protein alternatif.
Sub Sektor Perikanan budidaya masih menjadi tumpuan produksi kelautan dan perikanan Indonesia. Potensi lahan yang dimiliki masih sangat besar untuk dapat dikembangkan yang meliputi tambak, kolam, perairan umum, sawah, dan laut. Perpaduan antara potensi yang ada dengan ketersediaan teknologi yang prospektif tentunya dapat menunjang peningkatan produksi. Pola pengembangan perikanan budidaya dapat dibuat berbasis pedesaan dengan penerapan teknologi sederhana dan berorientasi pada pemenuhan gizi dan ketahanan pangan akan menjawab usaha visi misi pemerintah dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang memprioritaskan kesejahteraan, pencegahan stunting dan peningkatan sumberdaya manusia, dimana salah satunya adalah peningkatan konsumnsi protein oleh masyarakat, terutama anak-anak. Potensi lahan budidaya di daratan sekitar 2 juta hektar.
Sementara potensi lahan budidaya di laut lebih besar. Kalau berdasarkan rencana zonasi di berbagai provinsi, sekitar 2,6 juta hektar. Dari total itu yang termanfaatkan baru 7,6%. Ini masih kecil. Kendala di masyarakat salah satunya kultur belum ada kemauan. Jadi meski di depan rumah kita ada lahan yang bisa dimanfaatkan, kalau belum mau ya lahannya tetap terbengkalai.
Maka sangat dibutuhkan kesatuan gerak, intervensi program dan akselerasi antara Pemerintah pusat, provinsi dan daerah, dengan membangun sebuah model dan kebijakan yang mencakup kewenangan, pengelolaan anggaran, dorongan program dan bentuk lainnya untuk focus pada sub sector ini dalam upaya membangun sebuah ‘lumbung’ ketahanan pangan nasional secara menyeluruh dan besar. Sangat optimis, Indonesia dengan perikanan budidaya-nya, akan mencapai ketahanan pangan dan swasembada berbasis pedesaan dan menjadi rujukan ekonomi kerakyatan.
Peluang Investasi Usaha, Mendorong Wirausaha Muda
Pasca pandemic COVID-19, telah memberikan dampak besar pada dunia usaha. Maka kondisi ini akan menjadi pemicu untuk mencari prospek usaha baru yang memiliki prospek cerah di masa depan. Peluang usaha perikanan di Indonesia pada dasarnya masih terbuka lebar. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas. Disamping itu, Indonesia juga memiliki iklim usaha yang mulai stabil sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai sentra usaha. Indonesia memiliki beragam komoditas unggulan di setiap sektor perikanan budaya. Mulai dari budidaya air tawar, air payau, hingga laut. Selain mendukung kebutuhan nutrisi ikan dalam negeri, komoditas ini juga memiliki potensi untuk diekspor.
Semua komoditas perikanan Indonesia memiliki pangsa pasar yang terbuka, baik dalam negeri maupun mancanegara dengan didukung teknologi mutakhir. Sebagai informasi, sasaran produksi perikanan budidaya juga mengalami peningkatan, sebelumnya di tahun 2020 sebesar 18,44 juta ton, sedangkan di tahun 2021 sebesar 19,47 juta ton. Sementara target untuk nilai tukar pembudidaya ikan (NTPI) juga mengalami peningkatan di tahun 2020 sebesar 101, sementara di tahun 2021 sebesar 102.
Badan Pusat Statistik (BPS) merillis data kinerja ekonomi bulan Agustus 2020 atau tepatnya periode akhir kuartal II. Dalam rillis tersebut, BPS mencatat adanya capaian kinerja positif khususnya menyangkut Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) yang kembali stabil diangka ≥ 100. Bulan Agustus tercatat NTPi naik 0,19 poin dari bulan Juli yakni dari 100,40 menjadi 100, 59. Angka NTPI menjadi salah satu indikator utama adanya perbaikan daya beli masyarakat.
Angka Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan (NTUPI) juga tercatat naik 0,03 poin yakni dari 100,77 di bulan Juli menjadi 100,80. Angka ini mengindikasikan ada perbaikan pada efisiensi produksi budidaya, sehingga ada penambahan nilai tambah margin keuntungan. Capaian NTPI yang dirilis BPS merupakan kabar baik di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda. Capaian tersebut merupakan dampak dari berbagai program stimulus langsung yang terus digelontorkan pemerintah. Bisnis usaha di sub sector perikanan budidaya merupakan yang tetap bertahan dari dampak ekonomi imbas mewabahnya pandemic.
Ini adalah peluang investasi usaha yang potensial untuk dikembangkan. Sub sector ini akan menarik wirausaha muda yang meminati investasi yang menjanjikan. Ada banyak wirausaha muda yang telah berhasil di sub sector ini dan telah memberikan dampak ekonomi di kalangannya. Maka sangat terbuka peluang bagi wirausaha muda lainnya untuk mencoba berusaha di bidang ini. Perlu kita ketahui bersama, saat ini pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian kelautan dan Perikanan, untuk program tahun anggaran 2021, sangat focus pada pengembangan usaha perikanan budidaya, kemudahan akses permodalan, dan ketersediaan lahan akan menjadi peluang potensial bagi kewirausahaan dengan menjadi pelaku usaha perikanan sub sector perikanan budidaya.
Prospek Peluang Lapangan Kerja
Selain memberikan keuntungan bagi pelaku usaha, pengembangan usaha perikanan budidaya yang masif juga akan membuka banyak peluang kerja. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan angka penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Sub sektor perikanan budidaya saat ini sangat strategis, baik dari sisi bisnis, profitable dan dampaknya, akan banyak melibatkan masyarakat sehingga akan terus dikembangkan agar mampu menyerap tenaga kerja lokal secara massal, menggerakan ekonomi serta berdampak luas bagi masyarakat.
Dengan melihat pola kebijakan program pemerintah kedepannya, menilai proyeksi usaha dan kebutuhan pangan atas produksi perikanan budidaya yang tetap tinggi, optimism pemerintah untuk membangun system iklim usaha yang lebih mudah dan terjangkau serta keamanan investasi di sector ini, maka kita perlu optimis, bahwa perikanan budidaya kan menjadi sub sector andalan kedepannya, dan akan menjadi peluang kerja yang terbuka bagi masyarakat umum.
Penerapan program kebijakan pemerintah di harapkan dapat melihat hal ini. Program-program harus terintervensi dan terintegrasi antara pemerintah tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten. Sehingga ada sebuah gerakan semesta secara menyeluruh yang dapat memberikan dorongan dan gebrakan besar serta pesat terkait produksi perikanan budidaya. Pola padat karya dapat dianut di setiap program pemerintah dengan mempriorotaskan pengelolaan dan pelaksanaan program oleh masyarakat sehingga dapat dapat memicu peningkatan serapan tenaga kerja. (*nsb)
0 Komentar